Jumat, 13 September 2019

Mie Lethek

Mie Lethek


Yogyakarta adalah salah satu kota yang mempunyai wisata kuliner di Indonesia. Beragam jenis kuliner modern dan tradisional. Salah satu kuliner khas Yogyakarta yang cukup unik dan wajib kalian coba yaitu Mie Lethek.

Dalam bahasa Jawa “Lethek” berarti kotor/kusam. Nama ini digunakan di kota Yogyakarta, khususnya di daerah Bantul, memang tampilannya kurang menarik tapi soal rasa sangat menggugah selera. Mie yang terbuat dari tepung tapioka (ketela) itu tidak kalah dengan mie yang lainnya.  

Salah satunya yaitu Mie Lethek Mbah Mendes, meskipun buka belum terlalu lama, yaitu sejak November 2014, tetapi Mie Lethek Mbah Mendes ini sudah memiliki banyak pelanggan.

Menu andalannya yaitu, Mie lethek godog, Mie lethek goreng, plencing godog, plencing goreng. Mie Lethek Mbah Mendes ini menggunakan konsep yang tradisional dan sehat, jadi berbeda dengan warung Mie lainnya. Menu di Mie Lethek Mbah Mendes ini tidak menggunakan bahan pengawet/msg dalam semua makanannya dan juga rendah gula.

Harga makanannya dimulai dengan harga Rp 15.000. Saat ini Mi Lethek Mbah Mendes ada di dua lokasi, yaitu di Dusun Sarirejo, Kelurahan Maguwoharjo, Kecamatan Depok, Sleman atau selatan Lottemart. Satu lagi berada di Jln.Parangtritis Km.3,5, Sewon, Bantul, atau di lokasi Ex STIKERS. Untuk jam buka, Mi Lethek Mbah Mendes Maguwoharjo buka dari jam 08.00-22.30. Sedangkan yang di Jln.Parangtritis buka dari jam 16.00-22.30.

Proses pembuatan Mie Lethek

1. Diawali dengan menyusun adonan tepung berbentuk kubus dan memanggangnya di   dalam tungku kayu bakar.
2. Tepung kubus tersebut dikeluarkan dari tungku pemanggang dan digiling di tempat   penggilingan yang digerakkan dengan tenaga sapi.
3. Selama proses penggilingan, adonan tepung singkong atau tepung tapioka dicampur sedikit air sekitar kurang lebih dua jam dan setelah itu dimasukan kembali ke dalam tungku selama 2-3 jam.
4. Adonan dikeluarkan kembali dan siap untuk dimasukan kedalam mesin pencetak       mie.
5. Adonan tepung yang sudah berubah menjadi sulur-sulur mie kemudian dikumpulkan, ditata, dijemur sebentar, dan dimasukan lagi kedalam tungku.
6. Mie lethek yang telah kering,yang dijemur selama 8 jam kemudian dibungkus ke dalam kemasan plastik sebelum siap untuk didistribusikan ke pasaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar